Sabtu, 27 April 2019

Peran perempuan dalam ranah negara dan agama



Pada dasarnya perempuan adalah acuan suatu kaum. baik kaum itu berupa kaum dalam konteks penduduk negara, maupun kaum suatu agama. 'Karna baik atau buruknya  suatu kaum tergantung pada wanitanya'.  Nah,  dalam kutipan tersebut sudah tergamblang dengan jelas,  bahwasanya perempuan berperan penting diranah negara dan agama. Karna sesungguhnya maju dan berkembangnya suatu kaum dilihat dari kualitas penduduk atau pengikut kaum itu sendiri. Kualitas inilah faktor yang sangat mempengaruhi.

Karena suatu kaum adalah himpunan dari individu,  kualitas bisa terpenuhi jika individu nya baik. Baik yang seperti apa?  Tentu saja Baik yg berkualitas. Berkualitas dan baik dalam individu  meliputi tiga hal.  Yaitu,  religiousitas,  moralitas,  dan intelektualitas.

Kalian pasti bertanya tanya, kenapa baik atau buruknya suatu kaum tergantung pada wanitanya? Sebenernya itu adalah hal yang klise, karna wanita sangat berperan dalam pembentukan indivudu yang berkualitas   seperti religiousitas, moralitas, dan intelektualitas. seperti disebutkan dalam pepatah arab المرأة مدرسة الأول
Bahwa perempuan adalah pendidik peprtama.

Bahkan dalam suatu hadist nabi. ada seorang shohabat yang bertanya kepada nabi.  'siapakah yang harus saya hormati ya rosullah?' lalu rosullah menjawab 'ibumu' lalu shohabat bertanya lagi 'lalu siapa ya rosullah?' beliau menjawab 'ibumu' sampai ketiga kalinya.  barulah ketika keempat kali, rosullah menjawab 'ayahmu'. Dari hadist tersebut dapat disimpulkan,  bahwadanya perempuan derajatnya lebih tinggi dari pada laki laki ini membuktikan bahwa perempuan berperan penting dalam pembentukan moral dan intelektual. Sebab ia akan lebih dihormati dan di teladani oleh anaknya.

Bahkan,  peran perempuan bukan hanya dalam ranah mendidik dan mengembangkan potensi anak.  Namun,  perempuan juga berperan ketika suaminya membutuhkan ia akan menjadi sandaran terkuat bagi suaminya. Bukankah,  kangjeng rosul pun disokong oleh khajidah ketika penurunan wahyu pertama. Ia (khadijah) menjadi sahabat,  ibu, sekaligus seorang istri yang shalihah untuk rosullah. Ya seperti serong orang orang bilang. 'dibalik laki laki sukses ada perempuan hebat yang mendampingi nya'.

Yaaaaa, intinya masi banyak lagi peran perempuan dalam ranah agama dan negara.
Yang saya sampaikan hanyalah sekian dari banyak peran yang tidak dapat saya tuliskan.
Sekian dari saya dedeeeeee,  sampai jumpa di tulidan berikutnyaaaaa :*

Kamis, 30 Agustus 2018

Kehadiran mahasiswa di era milenial

Assamu'alaikum guys...
   Kali ini dede mau bikin artikel tentang kehadiran mahasiswa di era milenial. Kenapasih  de mesti tentang kehadiran mahasiswa di era milenial? Jadi gini guys dede baru aja masuk ke kampus dan kepikiran aja gituuu,,,kenapa dede mesti jadi mahasiswa dan apa aja sih peran-peran kita di zaman now . Kebetulan banget nih, dede dapet tugas dari kampus buat bikin artikel jadi yaa, simak baik-baik, ok.;)
     Zaman milenial adalah zaman dimana teknologi banyak dijumpai dan lebih sering di gunakan. Sebagai kaum terdidik, kita mesti tau nih apa yang harus kita lakukan dan apa yang harus kita kemukakan seperti sekarang ini loh,dede wkwk. Sekarang kita liat arah sistem pendidikan dari kaca mata sejarah di Indonesia, cikidoot.

    secara filosofis sistem pendidikan yang dititipkan oleh para leluhur bemuarah kepada pencerdasan secara kognitif, afektif dan psikomotorik terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara. Menurut Ki Hajar Dewantara, pendidikan adalah alat mobilisasi politik dan sekaligus sebagai penyejahtera umat. Dari pendidikan akan dihasilkan kepemimpinan anak bangsa yang akan memimpin rakyat dan mengajaknya memperoleh pendidikan yang merata, pendidikan yang bisa dinikmati seluruh rakyat Indonesia. Jiwa populis Ki Hajar Dewantara sudah mendasarinya untuk menyatu dengan rakyat, sehingga meski beliau keturunan bangsawan yang pada waktu itu terdapat jurang yang lebar dengan kehidupan wong cilik, tetapi beliau berusaha menutup celah itu. Sebuah kehidupan yang demokratis yang bisa dinikmati rakyat banyak (Abdurrachman Surjomihardjo, 1979: 98-194).
Dari total penduduk lebih dari 255 juta jiwa, sebanyak 81 juta penduduk Indonesia berusia 17-37 tahun yang dikenal sebagai generasi millennial. Generasi yang lahir dan tumbuh di lingkungan serba digital ini diprediksi bakal berkembang hingga enam puluh persen dari total populasi di Indonesia pada tahun 2020.
Millennial  adalah satu-satunya generasi yang disebut “Digital Native” lahir dan tumbuh berbarengan dengan teknologi (Prensky, 2001). Dengan kemampuannya di dunia teknologi dan sarana yang ada, generasi millennial belum banyak yang sadar akan kesempatan dan peluang di depan mereka.

   Dapat diketahui bahwa generasi millennial sangat dekat dengan teknologi. Kehidupan generasi ini tidak bisa dilepaskan dari teknologi dan internet, berbeda dengan generasi X di mana pengaruh dari teknologi belum terlalu menonjol seperti saat ini. Generasi millennial lahir ketika handphone dan media sosial mulai muncul di Indonesia, sehingga wajar apabila generasi ini lebih melekteknologi dibanding generasi-generasi sebelumnya. Ada pula perbedaan lain yang muncul antara generasi millennial dengan generasi-generasi sebelumnya, yaitu terkait dengan masalah budaya/ gaya hidup sehari-hari. Ada kecenderungan bahwa generasi millennial lebih suka mendengarkan musik dan hang out asik bersama teman-temannya. Maka tak mengherankan bila banyak kafe atau tempat nongkrong lainnya yang ramai dikunjungi anak muda zaman now, karena itulah kehidupan sosial mereka.  
Tidak berhenti disitu, generasi millennial  juga cenderung cuek dan rendah akan nilai kepedulian sosial, kebanyakan dari generasi millennial hanya peduli untuk membanggakan pola hidup kebebasan dan hedonisme. Memiliki visi yang tidak realistis dan terlalu idealistis, yang penting bisa gaya, ditambah lagi dengan kecanggihan teknologi membuat mereka malas untuk melakukan interaksi di dunia nyata. Para generasi sekarang lebih senang berinteraksi di sosial media. Eksistensi dan hidup penuh gaya menjadi tren gaya hidup generasi millennial , eksistensi sosial ditentukan dari jumlah follower dan like.
Oleh karena itu, sebagai generasi penerus bangsa, Mhasiswa millennial di Indonesia tidak boleh kalah dalam persaingan dengan anak-anak muda dari negara lain. Pendidikan yang tinggi saja ternyata tidak cukup, anak muda Indonesia zaman now harus dibekali dengan berbagai pengalaman dan soft skills yang baik. Nah, menjadi pribadi yang kreatif, aktif, dan inovatif tentu harus dimiliki dalam jiwa anak muda. Itu adalah syarat utama bagi generasi millennial untuk dapat bersaing dan menghadapi berbagai tantangan di dunia yang semakin dinamis ini. Lalu, bagaimana sih cara agar kita bisa menjadi generasi millennial yang kreatif, aktif, dan inovatif di era modern saat ini? Oke, untuk menjadi anak muda zaman nowyang kreatif, aktif, dan inovatif, kita perlu membiasakan diri untuk melakukan aktivitas-aktivitas/ pola hidup berikut ini di dalam kehidupan kita:

1. Banyak Membaca Buku: Membaca buku secara rutin sangat dianjurkan bagi generasi millennial saat ini, apalagi minat baca dari anak muda di Indonesia masih sangat rendah. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Most Littered Nation In the World 2016, dari total 61 negara, minat baca di Indonesia berada di peringkat 60. Hal ini tentu menjadi keprihatinan bersama, padahal dengan membaca buku setiap hari, wawasan yang diperoleh menjadi lebih luas dan hal tersebut akan merangsang kemampuan untuk berpikir secara kreatif. Namun kami mahasiswa adalah makhluk yang dituntut untuk banyak membaca, entah sekedar memcari referensi ataupun hobi. Apabila sulit untuk memulai kebiasaan membaca buku, kita bisa memilih buku-buku yang sederhana terlebih dahulu, seperti novel atau majalah-majalah remaja untuk lebih membiasakan diri.

1. Menggunakan Internet dan Media Sosial Secara Bijak: Tidak dapat dipungkiri bahwa perkembangan teknologi dan internet bisa membawa dampak positif maupun dampak negatif bagi anak muda. Apabila tidak hati-hati dalam penggunaannya, kita sebagai anak-anak muda dapat terjerumus ke hal-hal yang negatif, seperti mengunjungi situs-situs pornografi, membuka situs-situs radikalisme, atau salah dalam memilih teman dan komunitas di internet. Selain itu, generasi millennial juga harus bijak dalam menggunakan media sosialnya. Jangan sampai media sosial justru menjadi sarana untuk saling menghujat dan menjatuhkan satu sama lain atau untuk menyebarkan informasi hoax. Maka dari itu, kita sebagai generasi penerus bangsa harus mengambil dampak positifnya saja. Kita bisa menggunakan internet untuk mencari ide-ide kreatif di Google, mencoba menulis artikel di Kompasiana, melihat tutorial kreatif di Youtube, membuat foto-foto menarik untuk ditampilkan di Instagram atau Facebook, membagikan info-info yang bermanfaat di Twitter dan masih banyak lagi. Pada dasarnya, dampak positif dari kemajuan teknologi akan kita rasakan ketika kita juga menggunakannya secara positif.
2. Bersikap Terbuka Terhadap Berbagai Pengalaman Baru: Di dunia yang semakin dinamis dan modern seperti saat ini, kita sebagai anak muda perlu membiasakan diri untuk terbuka dengan berbagai pengalaman baru. Kita bisa mengikuti berbagai macam aktivitas yang bermanfaat bagi kita, seperti bergabung dengan organisasi sosial, menjadi relawan bagi orang-orang miskin, atau mengikuti ajang-ajang perlombaan. Aktivitas-aktivitas tersebut akan melatih diri kita untuk dapat berpikir lebih kreatif dan bergerak lebih aktif. Oiya, selain itu kita dapat membiasakan diri untuk lebih tanggap dan kritis dengan masalah-masalah yang terjadi di sekeliling kita.
3. Membangun Ide dan Visi ke Depan: Hal berikutnya yang dapat dilakukan oleh anak muda adalah mencoba mengembangkan ide-ide kreatif yang ada di benaknya. Kita bisa memulai dengan ide-ide yang sederhana terlebih dahulu. Siapa tahu dari ide yang sederhana tersebut, kita justru dapat membentuk sebuah startup baru yang dapat memecahkan masalah-masalah yang ada sekitar kita dan membuka lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat. Selain mencoba mengembangkan ide-ide yang ada di pikirin kita, generasi millennial juga harus memiliki visi dalam kehidupannya. Visi ini harus jelas dan realistis. Jangan sampai kita sebagai generasi penerus bangsa tidak memiliki visi dan cita-cita yang membuat kita hidup tanpa target dan tujuan.
4. Rajin Berolahraga dan Membiasakan Diri untuk Bangun Pagi: Kelihatannya memang sepele, tetapi dua aktivitas tersebut memiliki dampak yang sangat positif untuk membantu kita menjadi anak muda yang lebih aktif, kreatif, dan inovatif. Dengan rajin berolahraga, kita memiliki banyak energi yang dibutuhkan untuk meningkatkan daya kreativitas. Selain itu, kita menjadi lebih semangat dan terhindar dari rasa mager (malas gerak). Bangun pagi pun demikian, kebiasaan ini akan membantu otak kita menjadi lebih segar sehingga dapat memunculkan ide-ide yang kreatif. Dengan bangun lebih pagi, kita memiliki banyak waktu untuk beraktivitas secara positif dan mengembangkan berbagai ide yang ada6 di pikiran kita.
       Nah, kita sebagai mahasiswa nih, entah yang baru, ataupun yang betah ngampus karna belum dapet jodoh wkwkk...
Jadi kita tau dong, apa yang harus kita lakuin dan apa yang harus kita kemukakan.
Semoga artikel yang dede tulis ini bermanfaat dan bisa membantu ... ;)


Terimakasih sudah menyempatkan diri membaca :)
Wassalamu'alaikum....

Peran perempuan dalam ranah negara dan agama

Pada dasarnya perempuan adalah acuan suatu kaum. baik kaum itu berupa kaum dalam konteks penduduk negara, maupun kaum suatu agama. 'Ka...